Monday, November 14, 2011

Mukmin yang baik

Manusia pada kodratnya adalah mahluk sosial, sebab manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain.  Karena antara manusia satu dengan manusia yang lain adalah saling membutuhkan, bahkan ketika kita dilahirkan hingga ajal menjemput  tidak lepas dari bantuan orang-orang di sekitar kita.  Tidak dapat dibayangkan bila kita dilahirkan tetapi tidak ada seorang pun yang mengulurkan tangan untuk mengasuh kita.  Bila itu yang terjadi, mungkin kita tidak akan bertahan lama hidup di dunia ini.  Begitu pula saat maut menjemput, betapa kita tidak dapat melakukan apapun pada tubuh kita, hanya berharap kerelaan orang-orang sekitar agar memperlakukan tubuh kita ini dengan baik yang sesuai dengan syariat-Nya.

Kehidupan yang harmoni dan tertata rapi sesuai dengan ajaran para Nabi adalah dambaan bagi kita semua, dimana kita dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa membuat khawatir diri ini terjerumus atau termakan dengan hal-hal yang buruk di sekitar kita.  Apabila Al-Quran dan sunnah bukan hanya dibaca namun juga diamalkan, kehidupan yang kita dambakan bukan sesuatu yang sulit untuk direalisasikan.  Pada kenyataannya saat ini hal tersebut seperti mimpi yang tak berujung, karena semakin jauh perilaku manusia dengan tuntunan ajaran-Nya seperti dengki, hasut, sombong, adu domba, fitnah dan lain-lain.

Bagi orang beriman kehidupan saat ini merupakan sesuatu yang sulit untuk dilalui, sebab setiap saat dan setiap waktu kita selalu dihadapkan pada persoalan yang tidak ada habisnya.  Karena begitu mudahnya saat ini manusia terhasut, membicarakan orang lain, hingga berbuat zalim.  Tidak ada lagi rasa takut pada manusia tersebut kecuali sedikit.  Sebagai mukmin yang baik, pasti ada rasa iba dan kasihan pada manusia yang mudahnya melakukan hal tersebut, maka sudah sewajarnya kita untuk tetap mengingatkan kepada orang yang melakukan salah, bisa jadi itu merupakan ladang amal bagi kita, sedangkan menjadi yang pertama dalam kebaikan adalah terbaik di mata Allah SWT, mukmin yang baik adalah :

1.         Memaafkan lebih dahulu dari orang yang telah menzalimi kita.
2.        Memberi hadiah lebih dahulu kepada orang-orang yang kikir.
3.        Menyambung lebih dahulu dari tali silahturahmi yang telah terputus.

Karena seperti perkataan orang terdahulu yang menyebutkan apabila ingin menangkap serangga lebih mudah dengan menggunakan sirup daripada dengan menggunakan alat pemukul serangga,  Sedang islam telah mengajarkan sejak dahulu.  Sudah menjadi realita, apabila kita mendapatkan sesuatu akan lebih sulit mempertahankan daripada mendapatkannya, begitu pula keimanan kepada Allah SWT.  Keimanan tanpa istiqomah akan sulit terwujud karena banyaknya ujian yang harus kita lalui, seperti ayat Al-Quran berikut :

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman",sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta
(Surah Al-Ankabut ayat 2-3)
Ujian adalah tes dari Allah SWT yang diberikan kepada kita, karena jika dapat melaluinya maka pahala serta karunia-Nya yang kita dapat dan bila gagal maka sebaliknya yang akan terjadi.  Kehidupan saat ini semakin banyak pengaruh negatif yang terus kita hadapi, namun keimanan adalah senjata yang sangat ampuh untuk kita melaluinya, seperti perumpamaan sebagai berikut:

 -jangan kita menjadi bunglon yang mengikuti keadaan sekitar tanpa aturan jelas, tetapi  jadikan diri kita seperti ikan di laut yang tidak menjadi asin walaupun lingkungan sekitarnya asin-

Semoga hingga akhir hayat, kita tetap pada keimanan walau cobaan saat ini semakin berat dan berliku.  Hanya kepada-Nya segala urusan kita kebalikan dan semoga kita tetap selalu istiqomah dalam mengarungi kehidupan ini. Aamiin. Maafkan apabila ada kesalahan dalam menyampaikan.  Kebenaran adalah perkataan Allah SWT dan kesalahan adalah perkataan penulis.

Wallahu a’lam.

No comments:

Post a Comment