Wednesday, November 16, 2011

Allah yang maha pengasih dan maha penyayang
(Bismilahhirrohmanirrohim)

Kata-kata di atas pasti sering kita dengar dan ucapkan setiap hari.  Ketika kita mulai solat, ketika kita mulai membaca Al-Quran, ketika kita mulai berdoa, ketika kita mulai belajar, ketika kita memulai exam dan lain-lain.  Semua aktifitas itu tidak lepas dari kita menyebut nama Allah Ta'ala yang selalu mencintai dan menyayangi hamba-Nya.  Tetapi adakah terpikir dari diri kita untuk mencerna kalimat sederhana itu.  Kalimat  yang Allah Ta'ala telah wahyukan kepada Nabi shallahu alaihi wassalam untuk kita.  kalimat yang hampir selalu ada di setiap awal surrah Al-Quran.  Kalimat sederhana yang menerangkan salah satu sifat Allah Ta'ala. salah satu sifat Allah yang berupa Kasih dan sayang kepada hamba-Nya dan tidak pernah habis, walau cinta seorang anak manusia akan habis pada masanya. 

Tidakkah engkau melihat karunia Allah yang telah diberikan dan tidak pernah putus walaupun engkau menjauhi-Nya. karena Allah Ta'ala tidak pernah menzalimi seorang hamba pun kecuali hamba tersebut yang menzalimi dirinya sendiri.  Tidakkah engkau memikirkan Allah Ta'ala yang selalu mengawasi dan memberi karunia kepada hamba-Nya, namun untuk kita sendiri, sudah berapa waktu dalam sehari kita mengingat Allah Ta'ala? Allah sungguh tidak menginginkan hartamu, tidak menginginkan kita menyakiti diri, tidak ingin kita sendiri di dunia ini, tidak ingin kita saling bermusuhan. Sungguh bila Dia inginkan hal tersebut, bukan sesuatu yang sulit untuk Dia lakukan.  Tetapi Allah yang maha pengasih dan penyayang hanya ingin kita mensyukuri atas apa yang telah Dia berikan dengan jalan bertakwa kepada-Nya.  Sedangkan apabila kita kufur atas nikmat Allah, sungguh itu tidak merugikan Allah sedikitpun.  Lalu bila itu yang terjadi, kemana lagi kita harus meminta pertolongan, selain hanya kepada Allah Ta'ala

Kalimat sederhana itu sekarang sepertinya tidak bermakna lagi bagi mereka yang tidak ingin mengingat Allah, Allah tidak lagi menjadi sesuatu yang harus dipikirkan setiap waktu, ibadah tidak lagi menjadi sesuatu yang harus dikerjakan, kallam Allah tidak lagi menjadi sesuatu yang harus dibaca, membantu sesama tidak lagi menjadi sesuatu yang penuh kerelaan, tetapi sungguh Allah azza wa jalla maha pengasih dan maha penyayang.  

Tidakkah engkau lihat terkadang Allah menampakkan kasih sayang-Nya dengan cara menegur dengan sedikit kesulitan, kesedihan, kesusahan kepada hamba-Nya.  Agar hamba tersebut kembali dan mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan.  Tetapi kebanyakan manusia tidak menyadarinya dan kembali berpaling dari-Nya, sebab mereka tidak mengambil hikmah dari setiap teguran yang Allah berikan.  Walau begitu sungguh Allah tidak melepas hamba-Nya dari rejeki yang telah tetapkan-Nya.  Karena Allah maha pengasih dan maha penyayang.

Sekali lagi mereka tidak bersyukur atas rejeki yang telah Allah berikan.  karena mereka tidak menyadari bahwa rejeki itu berasal dari Allah azza wa jalla yang maha pengasih, bisa jadi rejeki itu di dapat karena berhubungan dengan tubuh kita yang diciptakan Allah, walau kita tidak meminta tetapi Allah azza wa jalla yang maha pengasih memberikan tubuh ini dengan sebaik-baik bentuk.  Apa engkau tidak berpikir, apabila salah satu indera dalam tubuh ini di minta kembali kepada Allah azza wa jalla, benar rejeki itu dapat engkau peroleh? bila bukan karena Allah yang maha pengasih dan maha penyayang.

Cukup hanya kepada Allah azza wa jalla kita meminta kasih dan sayang yang sejati serta berdoa kepada-Nya untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.  karena sesekali Allah azza wa jalla tidak akan membiarkan hamba-Nya dalam kesedihan jika hamba tersebut selalu mengingat-Nya siang dan malam.  Semoga kita sebagai hamba selalu meletakkan kasih dan sayang tertinggi hanya kepada Allah azza wa jalla.  Semoga semua alat kebahagiaan di dunia yang sudah dan yang akan kita peroleh, tidak menggelapkan hati kita untuk selalu mengingat Allah azza wa jalla yang maha pengasih dan maha penyayang.  

Sungguh ridho Allah azza wa jalla lebih baik dari bumi beserta isinya dan akhirnya semoga kita menjadi hamba yang selalu bersyukur dan terus belajar mencintai Allah dan Rosul-Nya. Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. aamiin yaa Robbal alamin.

Wallahu a’lam.




Monday, November 14, 2011

Mukmin yang baik

Manusia pada kodratnya adalah mahluk sosial, sebab manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain.  Karena antara manusia satu dengan manusia yang lain adalah saling membutuhkan, bahkan ketika kita dilahirkan hingga ajal menjemput  tidak lepas dari bantuan orang-orang di sekitar kita.  Tidak dapat dibayangkan bila kita dilahirkan tetapi tidak ada seorang pun yang mengulurkan tangan untuk mengasuh kita.  Bila itu yang terjadi, mungkin kita tidak akan bertahan lama hidup di dunia ini.  Begitu pula saat maut menjemput, betapa kita tidak dapat melakukan apapun pada tubuh kita, hanya berharap kerelaan orang-orang sekitar agar memperlakukan tubuh kita ini dengan baik yang sesuai dengan syariat-Nya.

Kehidupan yang harmoni dan tertata rapi sesuai dengan ajaran para Nabi adalah dambaan bagi kita semua, dimana kita dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa membuat khawatir diri ini terjerumus atau termakan dengan hal-hal yang buruk di sekitar kita.  Apabila Al-Quran dan sunnah bukan hanya dibaca namun juga diamalkan, kehidupan yang kita dambakan bukan sesuatu yang sulit untuk direalisasikan.  Pada kenyataannya saat ini hal tersebut seperti mimpi yang tak berujung, karena semakin jauh perilaku manusia dengan tuntunan ajaran-Nya seperti dengki, hasut, sombong, adu domba, fitnah dan lain-lain.

Bagi orang beriman kehidupan saat ini merupakan sesuatu yang sulit untuk dilalui, sebab setiap saat dan setiap waktu kita selalu dihadapkan pada persoalan yang tidak ada habisnya.  Karena begitu mudahnya saat ini manusia terhasut, membicarakan orang lain, hingga berbuat zalim.  Tidak ada lagi rasa takut pada manusia tersebut kecuali sedikit.  Sebagai mukmin yang baik, pasti ada rasa iba dan kasihan pada manusia yang mudahnya melakukan hal tersebut, maka sudah sewajarnya kita untuk tetap mengingatkan kepada orang yang melakukan salah, bisa jadi itu merupakan ladang amal bagi kita, sedangkan menjadi yang pertama dalam kebaikan adalah terbaik di mata Allah SWT, mukmin yang baik adalah :

1.         Memaafkan lebih dahulu dari orang yang telah menzalimi kita.
2.        Memberi hadiah lebih dahulu kepada orang-orang yang kikir.
3.        Menyambung lebih dahulu dari tali silahturahmi yang telah terputus.

Karena seperti perkataan orang terdahulu yang menyebutkan apabila ingin menangkap serangga lebih mudah dengan menggunakan sirup daripada dengan menggunakan alat pemukul serangga,  Sedang islam telah mengajarkan sejak dahulu.  Sudah menjadi realita, apabila kita mendapatkan sesuatu akan lebih sulit mempertahankan daripada mendapatkannya, begitu pula keimanan kepada Allah SWT.  Keimanan tanpa istiqomah akan sulit terwujud karena banyaknya ujian yang harus kita lalui, seperti ayat Al-Quran berikut :

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman",sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta
(Surah Al-Ankabut ayat 2-3)
Ujian adalah tes dari Allah SWT yang diberikan kepada kita, karena jika dapat melaluinya maka pahala serta karunia-Nya yang kita dapat dan bila gagal maka sebaliknya yang akan terjadi.  Kehidupan saat ini semakin banyak pengaruh negatif yang terus kita hadapi, namun keimanan adalah senjata yang sangat ampuh untuk kita melaluinya, seperti perumpamaan sebagai berikut:

 -jangan kita menjadi bunglon yang mengikuti keadaan sekitar tanpa aturan jelas, tetapi  jadikan diri kita seperti ikan di laut yang tidak menjadi asin walaupun lingkungan sekitarnya asin-

Semoga hingga akhir hayat, kita tetap pada keimanan walau cobaan saat ini semakin berat dan berliku.  Hanya kepada-Nya segala urusan kita kebalikan dan semoga kita tetap selalu istiqomah dalam mengarungi kehidupan ini. Aamiin. Maafkan apabila ada kesalahan dalam menyampaikan.  Kebenaran adalah perkataan Allah SWT dan kesalahan adalah perkataan penulis.

Wallahu a’lam.

Friday, November 11, 2011

Al-Fatihah Pembuka Bicara

"In the name of Allah the most beneficent the most merciful All praise is due to Allah The most benificent the most merciful The lord of the day of Judgement Thee alone we worship thee alone we seek for help Guide us to the right path The path of those upon whom thou has bestowed favors. Not of those who thou has cursed once not of those whom have gone astray."